SUATU ketika, Rasulullah keluar di bulan
Ramadhan menuju Masjidil Haram. Ketika itu Masjidil Haram dipenuhi
oleh sekumpulan orang Quraisy yang banyak jumlahnya. Di antaranya
terdapat para pemuka dan pembesarnya.
Di antara ucapan mereka adalah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an yang artinya, ”Janganlah
kalian mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah
hiruk pikuk terhadapnya, supaya kalian dapat mengalahkan (mereka),” — [QS. Fushshilat (41): 26].
Ketika Rasulullah mendatangi mereka
secara tiba-tiba dengan membaca surah ini dan mengetuk telinga mereka
dengan kalam Ilahi yang memukau, mereka merasa bingung dengan apa yang
mereka alami. Maka masing-masing mereka mendengarkannya dengan baik.
Tidak terpikir di benak mereka saat itu sesuatu selainnya, sampai ketika
beliau membaca akhir surah ini seolah-olah hati mereka menjadi terbang.
Kemudian beliau membaca ayat yang artinya, ”Maka bersujudlah kalian kepada Allah dan sembahlah (Dia).”
Setelah itu beliau sujud, dan tak ada seorang pun yang dapat menguasai dirinya sehingga semuanya bersujud.
Fathimah heran menyaksikan hal itu.
Sungguh itu suatu pemandangan yang indah yang ia saksikan. Para pemimpin
kekafiran dan pembesar-pembesarnya menjadi bingung berhadapan dengan
indahnya kebenaran. Penentangan yang ada di dalam hati mereka yang
sombong dan suka mengejek itu pun sirna seketika. Mereka tidak bisa
menahan diri untuk bersujud kepada Allah. Tiba-tiba diri mereka menjadi
kosong dan dingin ketika tersentuh oleh arus keyakinan yang timbul
dari ayat-ayat Al-Qur’an yang mulia.
Kejadian ini merupakan petunjuk bagi
setiap muslim bahwa sesungguhnya kekuatan keburukan itu, betapa pun
sewenang-wenangnya ia dan betapa pun berkuasanya ia, tak akan dapat
melawan kalimat-kalimat yang mengandung cahaya, dan tiang-tiangnya
akan hancur apabila tersentuh oleh rahasia yang tersembunyi dalam
kalimat-kalimat Allah ini.
Berita-berita tentang kejadian ini
sampai pula kepada orang-orang yang hijrah ke Habasyah, tetapi
beritanya sama sekali berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Berita
yang sampai kepada mereka adalah bahwa kaum Quraisy telah masuk Islam.
Maka kembalilah mereka ke Makkah pada bulan Syawwal tahun itu juga.
Ketika mereka telah berada di dekat
Makkah di suatu siang dan mereka mengetahui masalah yang sebenarnya,
mereka pun kembali ke Habasyah. Tidak ada yang masuk ke Makkah di antara
mereka kecuali secara sembunyi-sembunyi atau dalam perlindungan
seorang musyrik Quraisy, seperti Al-Walid bin Al-Mughirah dan Abu
Thalib bin Abdul Muththalib. {pecinta habibana}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar